Minggu, 02 Juni 2013

Ikhtiar Melunasi Janji Negara


Judul : Indonesia Mengajar
Penulis : Pengajar Muda
Pengantar : Anies Baswedan
Penerbit : Bentang Pustaka
Cetakan : I, Desember 2012
Tebal : xviii + 322 halaman

Indonesia memiliki hutang terhadap sejarah dan para pahlawan negeri ini. Hutang itu berupa janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang masih belum merata diterima anak-anak di penjuru nusantara.
Fenomena inilah yang hendak ditebas oleh sebuah gerakan yang mengatasnamakan Gerakan Indonesia Mengajar (GIM). Awal tahun 2010, GIM lahir dari gagasan Anies Baswedan yang langsung didukung perusahaan energi nasional Indika Energy Group. GIM ingin mengubah pradigma yang berpandangan pendidikan adalah barang mahal, terlebih bagi saudara-saudara kita yang jauh dari pusat. Bangunan yang hampir roboh, fasilitas yang kurang memadai, jarak yang jauh dan terjal, kurangnya tenaga pengajar, dan masalah-masalah lain masih saja terjadi.
GIM telah berhasil menjangkau lebih dari 18.000 siswa, tersebar di 117 desa di 14 kabupaten dan 14 provinsi mulali dari Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, hingga Fakfak, Papua Barat. Buku ini adalah jejak rekam dari kisah para pengajar muda di pelosok negeri yang bertugas dari November 2010 hingga November 2011.
Buku ini membuktikan bahwa sebenarnya dipelosok dalam sana, ada ribuan dan bahkan jutaan generasi muda yang memiliki kecerdasan luar biasa, memiliki prestasi yang menggunung dan motivasi serta etika yang membanggakan. Generasi muda yang kreatif, inovatif dan bahkan visioner yang siap menjadi pioner dibidangnya masing-masing. Jika mereka tidak memperoleh pendidikan yang benar-benar mampu memberdayakan, bisa dipastikan mereka tak akan mampu merealisasikan harapan dan mimpi-mimpinya tentang pendidikan.
Kenyataan ini semakin meneguhkan optimisme bahwa Indonesia akan lebih cerah untuk semua. Selama setahun para pengajar muda berada di tengah-tengah rakyat di pelosok negeri. Mereka rela melepaskan peluang kerja bergaji tinggi. Di desa-desa terpencil itu, mereka menorehkan jejak dan menitipkan pahala. Siswa-siswa SD yang banyak tidak beralas kaki di daerah penempatan mereka akan semakin membuka mata bahwa Indonesia itu sangat kaya. Membaca buku ini akan meyakinkan kita bahwa pendidikan itu adalah modal penting kemajuan bangsa. Usaha dan semangat dari para pengajar yang dituangkan dalam buku ini mampu membuka kesadaran bahwa pembangunan sektor pendidikan bukan monopoli pemerintah atau perguruan tinggi negeri ataupun swasta, melainkan semua pihak ikut berperan aktif dalam menyehatkan sektor pendidikan.
Mereka rela meninggalkan kenyamanan kota dan jauh dari keluarga untuk mengabdi di pedalaman sebagai guru. Mereka berusaha melunasi sebuah janji kemerdekaan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tak sekadar mengajar baca tulis hitung, mereka juga mengajar banyak nilai-nilai kebaikan, bergantian belajar pada masyarakat asli. Kesulitan, kebahagian, tangis, dan tawa mewarnai kisah mereka hanya demi sebuah bangsa.
Kisah inspiratif hadir dari Nanda Yunika Wulandari, Pengajar muda di Bengkalis. Ia berhasil membesarkan hati peserta didiknya untuk maju. Saat peserta didiknya merasa bahwa ketika kalah dalam lomba, maka Ibu Guru akan merasa malu. Dengan kegigihannya, ia berhasil menghilangkan satu huruf “L” dari kata “malu” menjadi “mau”. Setalah “mau” maka ia menambahkan huruf “J” menjadi “maju”. Berkat semangat dan optimisme, anak-anak di Bengkalis mampu mengikuti olimpiade dan lomba-lomba lainnya hingga mereka meraih juara.
Para pengajar muda berjuang untuk menampilkan pendidikan yang bisa mencerdaskan masyarakat dan menumbuhkan budaya filantropi di Indonesia. Munculnya satu lapis generasi baru masa depan bangsa sangat kita tunggu. Generasi baru yang padanya akan dititipkan amanah dan janji kemerdekaan, mereka semua akan lahir melalui pendidikan yang berkualitas.

Jika semua itu bisa terlaksana dan diterapkan, maka terjawablah janji kemerdekaan yang ditulis oleh para founding father negeri ini. Sebuah janji ikhtiar kolektif untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum. Adanya ikhtiar kolektif itu terbaca dari semangat para kaum pengajar muda yang hendak menerjemahkan kemajuan bangsa lewat sistem pendidikan. 


Furaida Ayu Musyrifa (Ayu Arsyadie) mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang
Dimuat di www.rimanews.com Pada hari Minggu 26 Mei 2013 dengan link http://www.rimanews.com/read/20130526/104276/ikhtiar-melunasi-janji-negara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar