Mengungkap
Strategi Iran Melawan Amerika
Judul : Singa Padang
Pasir Menerkam Amerika dan Sekutunya
Penulis : Rizem Aizid
Penerbit : Palapa,
Yogyakarta
Cetakan : I, Maret 2013
Tebal
: 260 halaman
ISBN : 978-602-255-039-6
Konflik di Timur Tengah tak pernah usai. Gejolak
politik semakin memanas. Bahkan, konflik merambah dan mengembang antar negara
karena posisi yang sama-sama terancam. Konflik Iran dengan Amerika masih
menjadi hal yang menarik dan hingga kini menjadi perbincangan hangat. Iran
menjadi negara Islam yang sangat berani melawan Amerika hingga ia dijuluki
singa di padang pasir.
Rizem Aizid dalam buku ini memotret konflik antara
Iran dan Amerika Serikat. Iran menjadi satu-satunya negara Islam yang ditakuti
oleh Amerika. Iran disebut-disebut menjadi satu-satunya negara Islam terkuat di
dunia saat ini. Iran adalah potret masa depan negara Islam yang dapat menjadi
teladan bagi negara-negara Islam lainnya yang berpenduduk mayoritas muslim
seperti di Indonesia.
Kekuatan Iran tidak hanya terletak pada senjata
nuklirnya, tetapi merata dalam semua bidang seperti ilmu pengetahuan yang
pesat, kekayaan alam yang melimpah, dan merupakan sumber ekonomi besar bagi
peradaban dunia.
Dibawah kepemimpinan Ahmadinejad, Iran menjadi
negara yang tampil beringas dan berani berhadapan dengan hegemoni Amerika
Serikat. Ahmadinejad adalah representasi dari pemimpin sejati. Dibawah
kepemimpinannya, Iran semakin menunjukkan sebagai singa di padang pasir yang
berani bersinggungan dengan negara-negara Barat. Bahkan, Iran kerapkali
bersitegang hingga memunculkan kegeraman bagi Amerika.
Dalam buku ini, Rizem membuka dengan jelas strategi
negara Islam Iran dalam menghadapi negara terkuat di dunia yaitu Amerika
Serikat. Dalam tataran politik, Amerika adalah negara yang paling santer
membenci Iran dan melakukan pelbagai cara untuk memukul mundur Iran dari
peradaban dunia. Salah satu taktik yang dilakukan oleh pemerintah Amerika
Serikat dalam mengemboskan dan menghancurkan negara Islam Iran adalah embargo
ekonomi. Namun, embargo tersebut sama sekali tak mampu menggoyahkan Iran dari
posisi puncaknya (hlm 19).
Ahmadinejad dalam beberapa kesempatan selalu
berteriak lantang bahwa negaranya tak akan pernah tunduk pada intervensi dan
desakan berbagai pihak, termasuk negara-negara Barat dan para sekutunya.
Sebagaimana jamak diketahui, Amerika mendesak Iran untuk menghentikan
pengembangan teknologi nuklir. Namun bagi Iran, pengembangan teknologi nuklir
tersebut bertujuan untuk damai.
Ahmadinejad
hendak mempertahankan Iran dalam percaturan politik dan ekonomi yang unggul
sebagaimana telah dimulai sejak sebelum lahirnya Islam dan Iran masih bernama
Persia. Kini, di bawah kepemimpinannya, Iran seolah ingin semakin menegaskan
kepada dunia bahwa mereka adalah bangsa yang tangguh dan hebat seperti leluhurnya.
Rizem Aizid dalam buku ini berhasil menangkap
strategi Ahmadinejad dalam menghadapi Amerika. Menurutnya, Ahmadinejad
memainkan metode “masak air”. Mula-mula menurunkan pelbagai pernyataan
menantang sebagai pendedah awal masalah, lalu dinaikkan tensinya menjadi hangat
dalam perhatian publik hingga kemudian mendidih. Akibatnya, Amerika dan
sekutu abadinya, Israel, merasa takut dan terancam menghadapi pesatnya kemajuan
segala bidang di negari para
mullah ini.
Beberapa
pertimbangan Amerika memang menjadi pemantik kekaguman kepada Iran. Ketakutan
akan senjata nuklir, krisis ekonomi dalam negeri, serta masa jaya Iran selama
ratusan tahun, membuat Amerika khawatir. Popularitas dan keberanian Ahmadinejad
juga jauh berbeda dengan diktator lainnya seperti Khadafy, Saddam Husein, atau
Mubarak. Iran tak pernah surut dalam mempertahankan negaranya. Bahkan, perlahan
memperlihatkan keberanian yang tajam dan tak mudah dirayu oleh Amerika. Iran
dan para pemimpinnya sangat bengal terutama saat menghadapi berbagai manuver
politik dari Amerika.
Ahmadinejad
bercita-cita mengembalikan Iran seperti masa-masa keemasan awal revolusi Islam dengan
memadukan paham kerakyatan dan nasionalisme religius sembari membangun
kepercayaan diri untuk publik Iran. Ahmadinejad menegaskan bahwa Iran yang
dikekang sanksi ekonomi dan politik justru adalah korban terorisme negara oleh
AS dan sekutunya. (hlm 32).
Iran
merupakan negara islam yang berani dengan terang terangan memusuhi Amerika dan
zionis israel. Keberanian Iran bukan hanya terbatas kepada pemerintahannya saja
tetapi rakyat seluruh Iran bersatu menentang zionis dunia itu. Buku ini
mengajarkan keberanian seorang pemimpin dari intervensi asing yang hendak
menjerumuskan dalam kubangan ideologi dan politik praktis.
Furaida
Ayu Musyrifa (Ayu Arsyadie) Mahasiswi Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Walisongo Semarang
Dimuat di Harian Jateng Pos edisi Minggu 26 Mei 2012
sippzz...buku ini sangat bagus dan memang pantas untuk dibaca pemerintah Indonesia agar cepat menyadari bahaya barat yg selalu siap mengganyang Indonesia setiap saat tidak patuh lagi,,Indonesia memang sudah saatnya terjadi revolusi sosial untuk mengembalikan kewibawaan dn harkat martabat negeri ini...dimana bisa saya dapatkan buku ini ya?
BalasHapus